Laman
Rabu, 28 Desember 2016
Jumat, 16 Desember 2016
Critical Review Jurnal PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF SAID AGIL HUSIN AL MUNAWAR oleh M. Nadlir
Critical Review
A.
Identitas Jurnal
Judul :
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PERSPEKTIF SAID AGIL HUSIN AL MUNAWAR
Penulis :
M. Nadlir (Dosen FTIK IAIN Sunan Ampel)
Tanggal Terbit :
01 Mei 2013
Isi Jurnal :
17 Halaman
Sumber : http://ejournal.uinsby.ac.id/
B.
Critical Review
Jurnal
yang berjudul Pendidikan Multikultural Dalam Perspektif Said Agil Husin Al
Munawar ini secara garis besar memperlihatkan bahwa pendidikan multikultural
perlu dikembangkan di era zaman modern ini. Pendidikan multikultural yang
dianggap SAH Al Munawar sebagai hal baru di Indonesia perlu adanya beberapa
pendekatan-pendekatan yang dilakukan.
Prof.
Dr. H. Said Agil Husin Al Munawar. M.S. lahir di Palembang, 26 Januari 1954.
Said Agil Husin Al Munawar merupakan salah seorang guru besar dalam bidang Fiqh
dan Ushul Fiqh pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah.
Dasar
dilakukannya penelitian ini diacu dari kekhawatiran akan munculnya konflik
lintas agama dan lintas kultur. Pemikiran utama untuk menjembatani berbagai
persoalan pluralisme dan kompleksitas kultural yang beragam yakni dengan konsep
multicultural education (pendidikan
multikultural). Pemilihan pendidikan multikultural sebagai solusi didasarkan
pada strategi pendidikan ini yang mengadopsi nilai-nilai yang terdapat dalam
budaya yang berbeda-beda dan berusaha menegakkan pluralisme. Selain itu
pendidikan multikultural menolak segala bentuk diskriminasi di sekolah dan
masyarakat.
Pada
poin selanjutnya dijelaskan pendapat SAH Al Munawar tentang pengertian
pendidikan multukultural beserta tujuannya. Menurut Said Agil Husin Al Munawar,
pendidikan multikultural masih baru di Indonesia. Pendidikan multikultural
adalah pendidikan yang mempelajari tentang perbedaan budaya serta memberikan
kesempatan pendidikan yang sama untuk semua murid, memperkenalkan budaya-budaya
lain, dan meningkatkan toleransi dan apresiasi pada perbedaan etnik. Pendidikan
multikultural bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang membantu
perkembangan budaya plural (beragam).
Poin
selanjutnya membahas tentang tiga jenis transformasi pendidikan multikultular,
yakni: 1) Transformasi Diri, 2) Trnasformasi Sekolah, 3) Transformasi
Masyarakat. Pendidikan multikultural sangat penting dan dengan begitu guru
dituntut agar lebih kreatif dan dapat membangun motivasi siswa dalam bersikap
sesuai dengan wawasan multikultural.
Ada
lima model pendidikan multikultural yang dijelaskan pada jurnal menurut SAH Al
Munawar, yaitu: Pertama, pendidikan mengenai perbedaan-perbedaan kebudayaan dan
multikulturalisme penuh kebaikan. Kedua, pendidikan mengenai
perbedaan-perbedaan kebudayaan atau pemahaman kebudayaan. Ketiga, pendidikan
bagi pluralisme kebudayaan. Keempat, pendidikan dwi-budaya. Kelima, pendidikan
multikultural sebagai pengalaman moral manusia.
Setidaknya
menurut jurnal disimpulkan ada dua pendekatan yang perlu digunakan untuk
penerapan pendidikan multikultural, yaitu pertama, melakukan dialog dengan menempatkan
setiap peradaban dan kebudayaan yang ada pada posisi sejajar. Kedua,
mengembangkan toleransi untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing
kebudayaan untuk saling memahami.
Dari
pemaparan jurnal, dapat saya simpulkan bahwa penulis ingin mengangkat
pendidikan multikultural. Dalam jurnal juga dijelaskan alasan utama perlunya
ada pendidikan ini serta akan terarah kemana pendidikan multukulturan ini jika
diterapkan. Penulisan jurnal sudah sangat baik, serta pemilihan tokoh Said Agil
Husin Al Munawar sebagai sumber utama juga sangat relevan. Sebab, SAH Al
Munawar dalat memberikan model serta pendekatan dalam pendidikan multikultural.
Selesai membaca seluruh isi jurnal, timbul pertanyaan dalam benak saya, apakah
pendidikan multikultural yang digagas oleh penulis ini akan berhasil membentuk
karakter siswa dalam pendidikan maupun di masyarakat? Serta siapakah yang lebih
efektif menerapkan pendidikan multikultural ini? Pemeritahan atau
sekolah-sekolah yang ada di masyarakat juga mampu menerapkannya?
Download jurnal selengkapnya di web atau klik disini
Sabtu, 10 Desember 2016
ABSTRAK: PENGEMBANGAN BISNIS BUDIDAYA PEMBENIHAN IKAN LELE DENGAN SISTEM GRADING
PENGEMBANGAN
BISNIS BUDIDAYA PEMBENIHAN IKAN LELE DENGAN SISTEM GRADING
Nur Nafisatul Fithriyah, Fitriyah, Amirotun Najah
Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya
Masyarakat yang menyukai jenis
ikan sedikit banyak telah menciptakan peluang bisnis yang beragam. Mulai
budidaya lele, budidaya gurami, hingga budidaya ikan-ikan yang beragam.
Sebagaian masyarakat banyak membudidayakan ikan lele. Lele adalah salah satu dari
sekian banyak jenis ikan yang bisa dikonsumsi. Berbagai hidangan dari
lele selalu mendapatkan tempat tersendiri dihati para penikmatnya.Tempat-tempat
budidaya lele bisa dijumpai dihampir setiap daerah di Indonesia. Akan tetapi,
Budidaya pembenihan lele masih belum banyak diminati. Padahal dari faktor
resiko, budidaya pembenihan lele lebih kecil. Disamping itu budidaya dengan
sistem grading hanya memerlukan waktu yang singkat sehingga modal lebih cepat
kembali.
Seperti
halnya pemeliharaan benih ikan gurami, pada usaha pembenihan lele pun
diperlukan adanya tahapan seleksi benih pada setiap interval waktu tertentu.
Dikalangan para pembudidaya ikan, aktifas ini dikenal dengan sistem grading.
Praktiknya dengan memisahkan benih ikan menjadi beberapa golongan berdasarkan
ukurannya. Animo masyarakat yang kurang terhadap budidaya pembenihan lele
adalah akibat kurangnya informasi mengenai bagaimana budidaya pembenihan lele.
Para pembudidaya pembesar lele pun lebih suka membeli benih lele dari pada
membudidayakan sendiri.
Namun
demikian, sebenarnya kita tidak perlu takut dan khawatir untuk memulai budidaya
pembenihan lele. Justru karena jarangnya orang yang membudiyakan benih, maka
peluang usaha ini cukup menjanjikan. Selain itu, metode pembenihan cukuplah
sederhana dan lebih cepat sehingga kita dapat menjadi pemasok benih paling
produktif bagi pembudidaya pembesaran.
Kata kunci: Grading,
Pembenihan Lele, Peluang Usaha.
Rabu, 23 November 2016
Pedoman penulisan Arab menjadi Latin yang benar
Bagimana cara mengganti arab menjadi
latin?
Langkah-langkahnya:
1. Download Font Arabic di bawah ini
2.
Download panduan penulisan
transliterasi di bawah ini
Jika sudah mendownload maka
akan muncul font seperti ini pada font di Microsoft word anda.
Klik pengaturan font “Times New Arabic”
Pilih salah satu surah yang ingin
ditransliterasi ke dalam latin.
Perhatikan hal-hal berikut:
1. Penulisan huruf latin harus sesuai dengan pedoman yang
telah di download.
2. Pemenggalan diambil per-kata bukan per-ayat. Lihat
contoh di bawah agar tidak bingung.
3. Jika ada huruf “alif
lam” maka tranliterasinya menjadi
“al-“ lalu setelah itu menggunakan
huruf besar.
Contohnya saja, kita ingin
mentransliterasi surah Al-Ikhlas.
Potongan ayat per-kata
|
Transliterasi
|
|
qul
|
|
huwa
|
|
Alla>hu
|
|
ah}ad
|
|
Alla>hu
|
|
al-S{amad
|
|
lam
|
|
yalid
|
|
wa lam
|
|
yu>lad
|
|
wa lam
|
|
yakun
|
|
lahu
|
|
kufuwa>n
|
|
ah}ad
|
Jika sudah maka akan jadi
seperti di bawah ini:
1. Qul huwa Alla>hu ah}ad
2.
Alla>hu al-S{amad
3. Lam yalid wa lam yu>lad
4.
Wa lam yakun
lahu kufuwa>n ah}ad
Sekarang, anda silahkan
praktikkan dengan surah yang ingin anda ubah dari Arab menjadi Latin.
SEMOGA BERHASIL
Jika mengalami kesulitan,
bisa sharing informasi bersama saya J
Langganan:
Postingan (Atom)