Laman

Rabu, 05 Oktober 2016

Artikel : PENERAPAN BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPEK, PENGASIH, KULON PROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015


PENERAPAN BELAJAR KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN
MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD NEGERI
KEPEK, PENGASIH, KULON PROGO
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
Aris Setiawan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan belajar kelompok dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri Kepek, Pengasih, Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 33 siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Kepek dengan jumlah laki-laki 16 siswa dan perempuan 17 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data minat belajar. Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan expert judgment. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
Proses pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Setiap siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan prestasi dan minat belajar siswa kelas III SD Negeri Kepek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dari rata-rata kelas nilai tes pra siklus sebesar 59,7, rata-rata kelas siklus I menjadi 74,49 dan rata-rata kelas siklus II menjadi 79,825. Sehingga dari pra siklus ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 20,125. Sedangkan hasil dari minat belajar siswa pra siklus menunjukan rata-rata sebesar 47,73 % (kurang). Setelah dikenai tindakan kelas dengan penerapan belajar kelompok, rata-rata kelas minat belajar siswa siklus I menjadi 62,485 % (cukup), rata-rata kelas minat belajar siswa siklus II menjadi
73,33 % (baik). Sehingga dari pra siklus ke siklus II mengalami kenaikan minat belajar siswa sebesar 25,6 %.

Kata kunci: penerapan belajar kelompok, minat belajar siswa, prestasi belajar
Bahasa Indonesia

Informasi Umum Secara Singkat
Oleh Amirotun Najah
D97214102
Universitas Islam Negeri Surabaya

Dalam Perspektif psikologis belajar, belajar merupakan suatu perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.[1] Pendapat tersebut sesuai dengan penjelasan Slameto bahwa Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[2] Hilgard dan Browser dalam Hamalik (1992:2) menyatakan belajar adalah perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktik, dan pengalaman. Oleh karena itu, belajar bukanlah hanya bersumber dari buku ataupun guru, melainkan belajar juga didapatkan dari lingkungannya.
Metode belajar mengajar tidak hanya metode ceramah. Agar siswa memperoleh informasi yang lebih luas, dapat melakukan proses belajar mengajar dengan berkelompok atau belajar kelompok. Dalam proses belajar  kelompok tersebut siswa bisa saling bertukar informasi satu sama lain. Pratikno (2012:22) menjelaskan bahwa belajar kelompok adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan logis dan sistematis yang dilakukan oleh beberapa orang dengan memiliki kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya agar memperolah perubahan tingkah laku dan belajar menjeadi lebih efektif. Apabila proses belajar kelompok dilakukan dengan serius, maka akan menghasilkan dampak yang positif pada hasil belajar siswa. Radno Harsanto (2007:44) mengatkan bahwa adanya belajar dalam suatu kelompok dapat meningkatkan nilai kerjasama, kekompakan, partisipasi aktif, keintensifan siswa, kemampuan akademis, rasa percaya diri, dan keterampilan dasar dalam hidup. Dapat disimpulkan bahwa jika proses belajar kelompok yang berhasil dilaksanakan akan menghasilkan pembelajaran yang positif pula untuk siswa. Proses belajar kelompok dikatakan berhasil jika bukan hanya satu atau dua orang yang berinteraksi aktif melainkan semua anggota kelompok mampu berinteraksi secara aktif dan mengungkapkan pendapar mereka. Belajar kelompok bisa diterapkan dalam mate pejaran yang diajarkan di sekolah.


[1] Nurjan, Syarifan. Dkk, Psikologi Belajar, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2009), hlm 11 - 8.
[2] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), hlm. 10.

Sabtu, 01 Oktober 2016